-------------------------------
Cabang iman Yang Ke-50 s/d 53(Berpegang teguh pada apa saja yang disepakati jamaah, Menetapkan hukum dengan adil, Amar makruf nahi mungkar, Saling membantu dalam kebajikan dan ketakwaan)
------------------------------------------
Cabang iman Yang Ke-50 s/d 53 disebutkan dalam dua bait syair:
اَمْسِكْ حَبِيْبِى مَا عَلَيْهِ جَمَاعَةٌ * وَاحْكُمْ بِعَدْلٍ وَانْهَ مَاهُوَ مَأْثَمُ
وَأْمُرْ بِمَعْرُوْفٍ وَاَنْتَ اَعِنْهُمُ * جِدًّا عَلَى بِرٍّ وَتَقْوَى تُـكْرَمُ
Pegang teguh wahai kasihku, apa yang ada pada jamaah; hukumilah
dengan adil dan cegahlah segala yang dosa. Perintahkan `pa yang telah
diketahui kebaikannya, bantulah manusia dengan sungguh-sungguh terhadap
kebajikan dan ketakwaan, maka engkau akan dimuliakan.
وَأْمُرْ بِمَعْرُوْفٍ وَاَنْتَ اَعِنْهُمُ * جِدًّا عَلَى بِرٍّ وَتَقْوَى تُـكْرَمُ
Berpegang teguh pada apa saja yang disepakati jama'ah
Jamaah di sini maksudnya adalah orang muslim. Meskipun hanya satu orang
muslim boleh dikatakan jamaah sebagaimana keterangan Syaikhuna Ahmad
an-Nahrawi.
Allah swt berfirman dalam surat Ali Imran ayat 103:
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوْا ... الآية
Berpegang teguhlah kamu sekalian pada agama Allah semuanya saja dan janganlah kamu bercerai-berai ...
Rasulullah saw bersabda:
لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ اِلاَّ بِاِحْدَى مِنْ ثَلاَثٍ :
اَلثَِّيِّبُ الزَّانِى وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالتّارِكُ لِدِيْنِهِ
الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ
Tidak halal darah seseorang muslim, kecuali salah satu dari tiga
sebab: tsayyib yang berzina, orang yang membunuh orang lain, dan orang
yang meninggalkan agamanya lagi memisahkan diri dari jamaahnya.
Pengertian dari hadits di atas adalah bahwa tidak boleh membunuh
seseorang muslim dengan sengaja, kecuali salah satu dari tiga hal:
- Tsayyib yang berzina. Tsayyib ialah orang merdeka (bukan budak belian) yang sudah baligh lagi berakal yang pernah melakukan jimak atau bersetubuh dalam hubungan pernikahan yang sah. Tsayyib yang berbuat zina wajib dirajam dengan lemparan batu sampai mati.
- Orang yang membunuh orang lain harus dibunuh berdasarkan hukum qishash, sebab pembunuhan yang dilakukan karena permusuhan dengan syarat-syarat yang telah disebutkan dalam kitab fikih.
- Orang yang meninggalkan agama Islam dan memisahkan diri dari jamaah kaum muslimin, yaitu berbuat murtad, seperti memaki nabi, malaikat, atau Allah.
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ اَحْدَثَ فِى اَمْرِنَا هذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Barangsiapa yang mengada-ada dalam agama kami ini sesuatu hal yang tidak ada dasar darinya, maka hal tersebut ditolak.
Artinya, Barangsiapa membawa sesuatu yang baru dalam agama Islam yang
agung derajatnya dan tidak ada dasarnya dalam agama, maka hal baru
tersebut adalah batal.
Menetapkan hukum dengan adil
Dalam surat Shad ayat 22 Allah swt berfirman:
... فَاحْكُمْ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَلاَ تُشْطِطْ ... الآية
... maka berilah putusan antara kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang ...
Dalam surat al-Maidah ayat 45 Allah swt berfirman:
... وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا اَنْزَلَ اللهُ فَاُولئِكَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ
... Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut hukum yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang yang dhalim.
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ حَكَمَ بَيْنَ اثْنَيْنِ تَحَاكَمَا اِلَيْهِ وَارْتَضَيَاهُ ، فَلَمْ
يَقْضِ بَيْنَهُمَا بِالْحَقِّ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ
Barangsiapa yang menghakimi dua orang yang berhukum kepadanya dan
rela akan putusan hukumnya, kemudian ia tidak memutuskan hukum antara
keduanya dengan hukum yang haq (adil), maka atasnya laknat Allah.
Amar makruf nahi mungkar (menyuruh perkara yang sudah diketahui kebaikannnya dan melarang perkara yang ditentang oleh akal pikiran yang sehat)
Dalam surat Ali Imran ayat 104 Allah swt berfirman:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ اَمَّةٌ يَدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ
بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ، وَأُولئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُوْنَ
Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar;
maka merekalah orang-orang yang beruntung.
Syeikh Muhyiddin an-Nawawi berkata mengenai firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 105 yang berbunyi:
يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْاعَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ لاَيَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ اِذَا اهْتَدَيْتُمْ.. الآية
Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu. Tiadalah orang yang
sesat itu akan memberi madlarat kepadamu apabila kamu telah mendapat
petunjuk ...
Bahwa sesungguhnya ayat ini termasuk ayat yang membuat banyak orang
bodoh tertipu dalam memahaminya. Mereka mengartikan ayat ini kepada
selain yang dimaksudkan. Pengertian ayat ini yang benar adalah:
"sesungguhnya kamu sekalian apabila telah melakukan sesuatu yang
diperintahkan niscaya perbuatan sesat dari orang yang sesat tidak dapat
membahayakan kamu." Di antara sejumlah hal yang diperintahkan adalah
menyuruh kepada perbuatan yang sudah diketahui kebaikannya oleh akal
pikiran yang sehat, dan melarang dari perkara yang mungkar.
Ayat di atas `dalah satu martabat dengan firman Allah swt dalam surat al-Maidah ayat 99:
مَا عَلَى الرَّسُوْلِ اِلاَّ الْبَلاَغُ ...
Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan ...
Muhammad bin Tamam berkata bahwa nasihat adalah pasukan tentara Allah.
Perumpamaannya adalah seperti tanah liat yang dilemparkan pada tembok.
Jika tembok tersebut dapat menahan tanah liat, maka bermanfaat; dan jika
tanah liat tersebut jatuh, maka sudah membekas.
Sulaiman al-Khawwash menyatakan bahwa Barangsiapa yang memberi nasihat
kepada saudaranya dengan empat mata, maka ia telah memberi nasihat. Jika
ia memberi nasihat di muka umum, maka ia telah mencelanya.
Saling membantu dalam kebajikan dan ketakwaan
Dalam surat al-Maidah ayat 2 Allah swt berfirman:
... وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى ... الآية
... dan tolong menolonglah kamu sekalian dalam mengerjakan kebajikan dan ketakwaan ....
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ مَشَى فِىْ عَوْنِ اَخِيْهِ وَمَنْفَعَتِهِ فَلَهُ ثَوَابُ الْمُجَاهِدِيْنَ فِى سَبِيْلِ اللهِ
Barangsiapa yang berjalan dalam usaha membantu saudaranya atau
memberi manfaat kepadanya, maka baginya pahala orang-orang yang berjuang
membela agama Allah.
Hadits riwayat Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda:
مَنْ اَغَاثَ مَلْهُوْفًا كَتَبَ اللهُ لَهُ ثَلاَثًا وَسَبْعِيْنَ
حَسَنَةً ، وَاحِدَةٌ مِنْهَا يَصْلُحُ بِهَا آخِرَتُهُ وَدُنْيَاهُ ،
وَالْبَاقِى فِى الدَّرَجَاتِ
Barangsiapa yang memberi pertolongan kepada orang yang dianiaya, maka
Allah mencatat baginya 73 (tujuh puluh tiga) kebaikan. Salah satu dari
73 kebaikan tersebut adalah urusan akhirat dan dunianya menjadi baik.
Sedangkan sisanya adalah untuk meningkatkan derajatnya.
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ قَضَى حَاجَةً لاَخِيْهِ فَكَاَنَّمَا خَدَمَ اللهَ عُمْرَهُ
Barangsiapa yang memenuhi hajat saudaranya, maka seolah-olah dia telah melayani Allah sepanjang umurnya.
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ اَقَرَّ عَيْنَ مُؤْمِنٍ اَقَرَّ اللهُ عَيْنَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Barangsiapa yang menyenangkan hati seseorang mukmin, niscaya Allah akan menyenangkan hatinya pada hari kiamat.
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ مَشَى فِىْ حَاجَةِ اَخِيْهِ سَاعَةً مِنْ لَيْلٍ اَوْ نَهَارٍ
قَضَاهَا اَوْ لَمْ يَقْضِهَا كَانَ خَيْرًا لَهُ مِنْ اعْتِكَافِ
شَهْرَيْنِ
Barangsiapa yang berjalan memenuhi hajat saudaranya dalam waktu satu
jam pada siang atau malam hari, baik hajat tersebut terpenuhi atau
tidak, niscaya pahalanya lebih baik baginya dari pada pahala iktikaf dua
bulan.
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ فَرَّجَ عَنْ مُؤْمِنٍ مَغْمُوْمٍ اَوْ اَعَانَ مَظْلُوْمًا غَفَرَ اللهُ لَهُ ثَلاَثًا وَسَبْعِيْنَ مَغْفِرَةً
Barangsiapa yang memberikan jalan keluar dari seseorang mukmin yang
susah atau membantu seseorang yang dianiaya, niscaya Allah akan
memberikan ampunan baginya sebanyak 73 (tujuh puluh tiga) ampunan.
Rasulullah saw bersabda:
اِنَّ مِنْ اَحَبِّ الاَعْمَالِ اِلَى اللهِ اِدْخَالُ السُّرُوْرِ عَلَى
قَلْبِ الْمُؤْمِنِ وَاَنْ يُفَرِّجَ عَنْهُ غَمًّا اَوْ يَقْضِيَ عَنْهُ
دَيْنًا اَوْ يُطْعِمُهُ مِنْ جُوْعٍ
Sesungguhnya di antara amal yang paling dicintai oleh Allah adalah
membuat kesenangan hati orang mukmin, memberikan jalan keluar satu
kesusahan darinya, membayarkan hutangnya, atau memberi makan ketika
lapar.
Sabda Rasulullah saw riwayat Ali bin Abi Thalib ra:
اِذَا اَرَادَ اَحَدُكُمُ الْحَاجَةَ فَلْيُبَكِّرْ لَهَا يَوْمَ
الْخَمِيْسِ وَلْيَقْرَأْ اِذَا خَرَجَ مِنْ مَنْزِلَةٍ آخِرَ آلِ
عِمْرَانَ وَآيَةَ الْكُرْسِيِّ وَاِنَّا اَنْزَلْنَاهُ فِى لَيْلَةِ
الْقَدْرِ وَاُمَّ الْكِتَابِ فَاِنَّ فِيْهَا حَوَائِجَ الدُّنْيَا
وَالآخِرَةِ
/Apabila salah seorang dari kamu menginginkan sesuatu hajat, hendaklah
berangkat pagi-pagi untuk memenuhi hajat tersebut pada hari Kamis.
Apabila ia keluar dari rumah, hendaklah membaca akhir dari surat Ali
Imran, ayat Kursi, Inna anzalnahu fi laylatil qadri, dan Fatihah, karena
Sesungguhnya pada-ayat tersebut terdapat hajat-hajat dunia dan akhirat