---------------------------------------------------
Cabang iman Yang Ke-54 s/d 57(Malu pada Allah, Berbuat baik kepada kedua orang tua, Silaturrahim, Berbudi pekerti yang baik)
--------------------------------------------------
Cabang iman Yang Ke-54 s/d 57 disebutkan dalam bait syair:
وَاسْتَحْيِ رَبَّكَ اَحْسِنَنْ لِلْوَالِدِ * رَحِمًا فَصِلْ حَسِّنْ بِخُلْقِكَ تُرْحَمُ
Malulah engkau pada Tuhanmu, berbuat baiklah kepada orang tua,
sambunglah hubungan famili serta baguskanlah pekertimu, niscaya engkau
dirahmati.
======================================
Malu pada Allah
Rasulullah saw bersabda:
اَلْحَيَاءُ مِنَ الإِيْمَانِ
Malu kepada Allah adalah termasuk iman.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
اِسْتَحْيُوْا مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ . قَالَ: فَقُلْنَا يَانَبِيَّ
اللهِ ، اِنَّا نَسْتَحْيِى . قَالَ: لَيْسَ ذَلِكَ ، وَلكِنْ مَنِ
اسْتَحْيَى مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ فَلْيَحْفَظِ الرَّأْسَ وَمَا
حَوَى وَالْبَطْنَ وَمَا وَعَى وَالْفَرْجَ وَالْيَدَيْنِ وَالرِّجْلَيْنِ
وَلْيَذْكُرِ الْمَوْتَ وَالْبِلاَ . وَمَنْ اَرَادَ الآخِرَةَ تَرَكَ
زِيْنَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَآثَرَ الآخِرَةَ عَلَى الأُوْلَى .
فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدِ اسْتَحْيَى مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ
Malulah kamu kepada Allah dengan sebenarnya. Ibnu Mas'ud berkata:
Kami berkata: "Wahai Nabi Allah, kami sungguh malu!" Nabi saw berkata:
"Malu itu bukanlah demikian. Orang yang malu kepada Allah dengan
sebenarnya hendaknya menjaga kepala dan yang berada di sekitar kepala;
menjaga perut dan apa saja yang masuk ke perut; menjaga kemaluan, dua
tangan, dan dua kaki. Dan hendaklah ia mengingat mati dan kehancuran.
Barangsiapa yang menginginkan akhirat, niscaya ia meninggalkan perhiasan
hidup di dunia dan lebih mementingkan akhirat dari pada dunia.
Barangsiapa yang melakukan hal tersebut, maka sungguh ia telah malu
kepada Allah dengan sebenarnya.
Sabda Rasulullah saw riwayat Mu'adz bin Jabal:
يَقُوْلُ اللهُ : يَا ابْنَ آدَمَ اِسْتَحِ مِنِّى عِنْدَ مَعْصِيَتِكَ
وَاَنَا اَسْتَحْيِى مِنْكَ يَوْمَ الْعَرْضِ الأَكْبَرِ اَنِّى
اُعَذِّبُكَ. يَا ابْنَ آدَمَ تُبْ اِلَيَّ أُكْرِمْكَ كَرَامَةَ
الاَنْبِيَاءِ . يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُحَوِّلْ قَلْبَكَ عَنِّى ،
فَاِنَّكَ اِنْ حَوَّلْتَ قَلْبَكَ عَنِّى اَخْذُلْكَ فَلاَ اَنْصُرْكَ .
يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ لَقِيْتَنِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَعَكَ حَسَنَاتٌ
مِثْلُ اَهْلِ الآَرْضِ لَمْ اَقْبَلْ مِنْكَ حَتَّى تُصَدِّقَ بِوَعْدِى
وَوَعِيْدِى . يَا ابْنَ آدَمَ اِنِّى اَنَا الرَّزَّاقُ وَاَنْتَ
الْمَرْزُوْقُ وَتَعْلَمُ اَنِّى اُوْفِيْكَ رِزْقَكَ فَلاَ تَتْرُكْ
طَاعَتِى بِسَبَبِ الرِّزْقِ فَاِنَّكَ اِنْ تَرَكْتَ طَاعَتِى بِسَبَبِ
رِزْقِكَ اَوْجَبْتُ عَلَيْكَ عُقُوْبَتِى
Allah berfirman: "Wahai anak Adam, malulah engkau kepada-Ku ketika
engkau akan melakukan maksiat, niscaya Aku akan malu kepadamu bahwa Aku
akan menyiksamu pada hari "menghadap yang agung" (kiamat). Wahai anak
Adam, bertaubatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan memuliakanmu seperti
kemuliaan para nabi. Wahai anak Adam, janganlah kau tutupi hatimu dari
Aku; karena sesungguhnya jika kau tutupi hatimu dari-Ku, niscaya Aku
akan menghinakanmu dan Aku tidak menolongmu. Wahai anak Adam, seandainya
kamu menjumpai Aku pada hari kiamat dengan membawa amal baik seperti
amal-amal baik penduduk bumi, niscaya Aku tidak dapat menerima amal-amal
tersebut dari dirimu, sehingga kamu membenarkan janji dan ancaman-Ku.
Wahai anak Adam, sesungguhnya Aku adalah Dzat Yang Maha Memberi rizki,
sedangkan kamu adalah yang diberi rizki; dan kamu tahu bahwa
sesungguhnya Aku memenuhi rizkimu. Oleh karena itu janganlah kau
tinggalkan taat kepada-Ku lantaran mencari rizki. Jika kau tinggalkan
taat kepada-Ku lantaran sibuk mencari rizki, niscaya siksa-Ku akan
menimpamu.
Berbuat baik kepada kedua orang tua
Dalam surat an-Nisa ayat 36 Allah swt berfirman:
وَاعْبُدُوْا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا ... الآية
Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua (ibu-bapak) ...
Rasulullah saw bersabda:
بِرُّ الْوَالِدَيْنِ اَفْضَلُ مِنَ الصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ وَالصَّوْمِ
وَالْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ وَالْجِهَادِ فِى سَبِيْلِ اللهِ
Berbakti kepada kedua orang tua adalah lebih utama dari pada salat,
sedekah, puasa, haji, umrah, dan berjuang membela agama Allah.
Rasulullah saw bersabda:
مَا عَلَى اَحَدٍ اِذَا اَرَادَ اَنْ يَتَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ اَنْ
يَجْعَلَهَا لِوَالِدَيْهِ اِذَا كَانَ مُسْلِمَيْنِ فَيَكُوْنُ
لِوَالِدَيْهِ اَجْرُهَا وَيَكُوْنُ لَهُ مِثْلُ اُجُوْرِهِمَا مِنْ غَيْرِ
اَنْ يَنْقُصَ مِنْ اُجُوْرِهِمَا شَيْءٌ
Tiada halangan pahala bagi seseorang yang bersedekah untuk kedua
orang tuanya. Jika kedua orang tuanya muslim, niscaya tersedia pahala
bagi kedua orang tuanya dan bagi dirinya tanpa sedikitpun berbeda nilai
pahalanya.
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ حَجَّ عَنْ وَالِدِهِ بَعْدَ وَفَاتِهِ كَتَبَ اللهُ لِوَالِدِهِ حَجَّةً وَكَتَبَ لَهُ بَرَآءَةً مِنَ النَّارِ
Barangsiapa yang melakukan ibadah haji untuk ayahnya setelah beliau
meninggal dunia, niscaya Allah menulis bagi ayahnya satu ibadah haji dan
Allah menulis baginya pembebasan dari neraka.
Seorang laki-laki berkata kepada Umar bin Khattab ra: "Saya mempunyai
seorang ibu yang sudah tua. Ibu saya tidak dapat bergerak dan berbuat
apapun jika saya tidak menggendongnya. Apakah aku harus menunaikan hak
beliau?" Sayyidina Umar menjawab: "Tidak, karena sesungguhnya ibumu
membuatmu demikian, sedangkan ibumu mengangan-angankan kelanggengan
hidupmu, padahal engkau melakukan demikian dan mengangan-angankan
perphsahan dengannya!".
Silaturrahim
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ سَرَّهُ اَنْ يُمَدَّ لَهُ فِى عُمُرِهِ وَيُوْسَعَ لَهُ فِىْ رِزْقِهِ فَلْيَـتَّقِ اللهَ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Barangsiapa yang senang untuk dipanjangkan umurnya dan dilapangkan
rezekinya, hendaklah bertakwa kepada Allah dan bersilaturrahim.
Rasulullah saw bersabda:
صَنَائِعُ الْمَعْرُوْفِ تَقِى مَصَارِعَ السُّوْءِ . وَصَدَقَةُ السِّرِّ
تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ جَلَّ وَعَلَى . وَصِلَةُ الرَّحِمِ تَزِيْدُ فِى
الْعُمْرِ
Perbuatan baik dapat menghindarkan kematian yang buruk. Sedekah yang
tidak ditonjolkan dapat memadamkan kemarahan Tuhan Yang Maha Agung lagi
Maha Tinggi. Dan silaturrahim dapat menambah panjang umur.
Berbudi pekerti yang baik
Sebagian ulama mengumpulkan tanda-tanda dari budi pekerti yang baik, yaitu:
- Banyak rasa malu kepada Allah.
- Sedikit perbuatan yang menyakiti orang lain.
- Banyak berbuat kemaslahatan.
- Jujur lisan.
- Sedikit bicara.
- Banyak amal.
- Sedikit kesalahan.
- Sedikit perbuatan yang berlebihan.
- Berbuat kebajikan.
- Mudah bergaul.
- Tenang, berwibawa, dan terhormat.
- Sabar.
- Suka bersyukur.
- Berhati rela.
- Penyantun.
- Senang berteman.
- Bersikap perwira.
- Penyayang.
- Tak suka melaknat.
- Tak suka memaki.
- Tak suka mengadu domba.
- Tak suka menggunjing (ngrasani-Jw.) orang lain.
- Tidak tergesa-gesa.
- Tidak pendendam.
- Tidak bakhil.
- Tak suka hasud.
- Banyak senyum.
- Periang.
- Mencintai, membenci, rela, dan marah karena Allah.