Jumat, 18 Januari 2013

KEUTAMAAN BACA MAULID NABI MUHAMMAD SAW

-----------------------,-----------
KEUTAMAAN BACA MAULID NABI MUHAMMAD SAW
-----------------------------------
Fadlilah/ Keutamaan Membaca Maulid Nabi Muhammad SAW menurut 'Ulama'  al-Salaf al-Sholihin: Al-Imam Syihabuddin Ahmad Ibnu Hajar Al-Haitami Asy-Syafi'i mengatakan dalam kitabnya berjudul : Ni’matul Kubro 'Alal 'Alam Fi Maulidi Sayyidi Waladi Adam, dalam Bab : Faslun Fii Bayani Fadhli Maulidin Nabi SAW :
 


وقال سلطا ن العارفين الإمام جلال الدّين السيوطي قدّس الله سرّه ونوّر ضريحه في كتابه المسمىّ بالوسائل في شرح الشمائل: ما من بيت أو محلّة قرئ فيه
مولدالنّبيّ  الاّ حفّت الملا ئكة ذلك البيت أوالمسجدأوالمحلة وصلّت الملا ئكة على أهلذلك المكان وعمّهم الله تعالى بالرّحمة والرّضوان،وامّاالمطوّقون بالنّوريعنى
جبرائيل وميكائيل واسرافيل وعزرائيل عليهم السّلام
  فانّهم يصّلون على من كان سببا لقراءة مولد النّبيّ صلى الله عليه وسلم
 
Artinya:  Sultan(Raja) ‘Arifin(Raja Ahli Ma'rifat kepada Alloh), yaitu Al-Imam Jalaluddin Al-Suyuthi(Qoddasallohu Sirroh Wa Nawwaro Dlorihahuu/ semoga Alloh menyucikan sirrnya dan menerangi dengan nur di maqam/ kuburnya), telah mengatakan  dalam kitabnya yang diberi nama dengan : Kitab Al-Wasa'il fi Syarhi Al-Syama'il: “Tidak ada suatu rumah atau masjid atau tempat yang dibacakan di dalamnya maulid Nabi SAW, melainkan rumah atau masjid tersebut akan dikelilingi oleh para malaikat. Disamping hal itu, bahwa Para malaikat tersebut akan membacakan sholawat kepada  penghuni tempat-tempat tersebut diatas dan Alloh akan selalu melimpahkan rahmat dan keridloan-Nya. Sedangkan para malaikat yang dikelilingi dengan cahaya itu (yaitu :Jibril, Mikail, Israfil dan ‘Izrail ‘alaihimussalam),  maka sesungguhnya mereka semua akan senantiasa mengucapkan sholawat kepada orang yang menjadi sebab diadakan majlis bacaan maulid Nabi SAW tersebut.”


وقال أيضا: مامن مسلم قرأفي بيته مولدالنّبيّ صلى الله عليه وسلم الاّ رفع الله سبحانه تعالى القحط والوباء والحرق والغرق والا فات والبليات والبغض والحسد وعين السّوء واللّصوص عن أهل ذلك البيت,فإذا مات هوّن الله عليه جواب منكر ونكبر وبكون في مقعد صدق عند مليك مقتدر.

Beliau (Al-Imam Jalaluddin Al-Suyuthi(Qoddasallohu Sirroh Wa Nawwaro Dlorihahuu/ semoga Alloh menyucikan sirrnya dan menerangi dengan nur di maqam/ kuburnya) juga berkata: “Tidaklah seorang Muslim yang membaca maulid Nabi SAW di dalam rumahnya, melainkan Alloh SWT  akan mengangkat (menghilangkan) untuk penghuni rumah tersebut dari  paceklik, wabah penyakit, kebakaran, tenggelam/ banjir, kerusakan, bala', kemarahan, iri hati/ dengki/hasud, pandangan yang jahat (semisal sihir dll), kecurian.  Apabila penghuni tersebut wafat/meninggal dunia, maka Alloh akan mempermudahkan kepada penghuni rumah tersebut untuk dapat menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir dan dia ditempatkan di tempat yang istimewa/ bahagia, di sisi Tuhan Sebagai Maha Raja DirajaYang Menguasai segala-galanya, lagi Yang Maha Berkuasa untuk melakukan sekehendakNya.”

Rabu, 16 Januari 2013

Cabang iman Yang Ke-54 s/d 57(Malu pada Allah, Berbuat baik kepada kedua orang tua, Silaturrahim, Berbudi pekerti yang baik)

---------------------------------------------------

Cabang iman Yang Ke-54 s/d 57(Malu pada Allah, Berbuat baik kepada kedua orang tua, Silaturrahim, Berbudi pekerti yang baik)

 --------------------------------------------------
Cabang iman Yang Ke-54 s/d 57 disebutkan dalam bait syair:
وَاسْتَحْيِ رَبَّكَ اَحْسِنَنْ لِلْوَالِدِ * رَحِمًا فَصِلْ حَسِّنْ بِخُلْقِكَ تُرْحَمُ
Malulah engkau pada Tuhanmu, berbuat baiklah kepada orang tua, sambunglah hubungan famili serta baguskanlah pekertimu, niscaya engkau dirahmati.
======================================

Malu pada Allah

Rasulullah saw bersabda:
اَلْحَيَاءُ مِنَ الإِيْمَانِ
Malu kepada Allah adalah termasuk iman.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
اِسْتَحْيُوْا مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ . قَالَ: فَقُلْنَا يَانَبِيَّ اللهِ ، اِنَّا نَسْتَحْيِى . قَالَ: لَيْسَ ذَلِكَ ، وَلكِنْ مَنِ اسْتَحْيَى مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ فَلْيَحْفَظِ الرَّأْسَ وَمَا حَوَى وَالْبَطْنَ وَمَا وَعَى وَالْفَرْجَ وَالْيَدَيْنِ وَالرِّجْلَيْنِ وَلْيَذْكُرِ الْمَوْتَ وَالْبِلاَ . وَمَنْ اَرَادَ الآخِرَةَ تَرَكَ زِيْنَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَآثَرَ الآخِرَةَ عَلَى الأُوْلَى . فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدِ اسْتَحْيَى مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ
Malulah kamu kepada Allah dengan sebenarnya. Ibnu Mas'ud berkata: Kami berkata: "Wahai Nabi Allah, kami sungguh malu!" Nabi saw berkata: "Malu itu bukanlah demikian. Orang yang malu kepada Allah dengan sebenarnya hendaknya menjaga kepala dan yang berada di sekitar kepala; menjaga perut dan apa saja yang masuk ke perut; menjaga kemaluan, dua tangan, dan dua kaki. Dan hendaklah ia mengingat mati dan kehancuran. Barangsiapa yang menginginkan akhirat, niscaya ia meninggalkan perhiasan hidup di dunia dan lebih mementingkan akhirat dari pada dunia. Barangsiapa yang melakukan hal tersebut, maka sungguh ia telah malu kepada Allah dengan sebenarnya.
Sabda Rasulullah saw riwayat Mu'adz bin Jabal:
يَقُوْلُ اللهُ : يَا ابْنَ آدَمَ اِسْتَحِ مِنِّى عِنْدَ مَعْصِيَتِكَ وَاَنَا اَسْتَحْيِى مِنْكَ يَوْمَ الْعَرْضِ الأَكْبَرِ اَنِّى اُعَذِّبُكَ. يَا ابْنَ آدَمَ تُبْ اِلَيَّ أُكْرِمْكَ كَرَامَةَ الاَنْبِيَاءِ . يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُحَوِّلْ قَلْبَكَ عَنِّى ، فَاِنَّكَ اِنْ حَوَّلْتَ قَلْبَكَ عَنِّى اَخْذُلْكَ فَلاَ اَنْصُرْكَ . يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ لَقِيْتَنِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَعَكَ حَسَنَاتٌ مِثْلُ اَهْلِ الآَرْضِ لَمْ اَقْبَلْ مِنْكَ حَتَّى تُصَدِّقَ بِوَعْدِى وَوَعِيْدِى . يَا ابْنَ آدَمَ اِنِّى اَنَا الرَّزَّاقُ وَاَنْتَ الْمَرْزُوْقُ وَتَعْلَمُ اَنِّى اُوْفِيْكَ رِزْقَكَ فَلاَ تَتْرُكْ طَاعَتِى بِسَبَبِ الرِّزْقِ فَاِنَّكَ اِنْ تَرَكْتَ طَاعَتِى بِسَبَبِ رِزْقِكَ اَوْجَبْتُ عَلَيْكَ عُقُوْبَتِى
Allah berfirman: "Wahai anak Adam, malulah engkau kepada-Ku ketika engkau akan melakukan maksiat, niscaya Aku akan malu kepadamu bahwa Aku akan menyiksamu pada hari "menghadap yang agung" (kiamat). Wahai anak Adam, bertaubatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan memuliakanmu seperti kemuliaan para nabi. Wahai anak Adam, janganlah kau tutupi hatimu dari Aku; karena sesungguhnya jika kau tutupi hatimu dari-Ku, niscaya Aku akan menghinakanmu dan Aku tidak menolongmu. Wahai anak Adam, seandainya kamu menjumpai Aku pada hari kiamat dengan membawa amal baik seperti amal-amal baik penduduk bumi, niscaya Aku tidak dapat menerima amal-amal tersebut dari dirimu, sehingga kamu membenarkan janji dan ancaman-Ku. Wahai anak Adam, sesungguhnya Aku adalah Dzat Yang Maha Memberi rizki, sedangkan kamu adalah yang diberi rizki; dan kamu tahu bahwa sesungguhnya Aku memenuhi rizkimu. Oleh karena itu janganlah kau tinggalkan taat kepada-Ku lantaran mencari rizki. Jika kau tinggalkan taat kepada-Ku lantaran sibuk mencari rizki, niscaya siksa-Ku akan menimpamu.

Berbuat baik kepada kedua orang tua

Dalam surat an-Nisa ayat 36 Allah swt berfirman:
وَاعْبُدُوْا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا ... الآية
Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua (ibu-bapak) ...
Rasulullah saw bersabda:
بِرُّ الْوَالِدَيْنِ اَفْضَلُ مِنَ الصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ وَالصَّوْمِ وَالْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ وَالْجِهَادِ فِى سَبِيْلِ اللهِ
Berbakti kepada kedua orang tua adalah lebih utama dari pada salat, sedekah, puasa, haji, umrah, dan berjuang membela agama Allah.
Rasulullah saw bersabda:
مَا عَلَى اَحَدٍ اِذَا اَرَادَ اَنْ يَتَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ اَنْ يَجْعَلَهَا لِوَالِدَيْهِ اِذَا كَانَ مُسْلِمَيْنِ فَيَكُوْنُ لِوَالِدَيْهِ اَجْرُهَا وَيَكُوْنُ لَهُ مِثْلُ اُجُوْرِهِمَا مِنْ غَيْرِ اَنْ يَنْقُصَ مِنْ اُجُوْرِهِمَا شَيْءٌ
Tiada halangan pahala bagi seseorang yang bersedekah untuk kedua orang tuanya. Jika kedua orang tuanya muslim, niscaya tersedia pahala bagi kedua orang tuanya dan bagi dirinya tanpa sedikitpun berbeda nilai pahalanya.
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ حَجَّ عَنْ وَالِدِهِ بَعْدَ وَفَاتِهِ كَتَبَ اللهُ لِوَالِدِهِ حَجَّةً وَكَتَبَ لَهُ بَرَآءَةً مِنَ النَّارِ
Barangsiapa yang melakukan ibadah haji untuk ayahnya setelah beliau meninggal dunia, niscaya Allah menulis bagi ayahnya satu ibadah haji dan Allah menulis baginya pembebasan dari neraka.
Seorang laki-laki berkata kepada Umar bin Khattab ra: "Saya mempunyai seorang ibu yang sudah tua. Ibu saya tidak dapat bergerak dan berbuat apapun jika saya tidak menggendongnya. Apakah aku harus menunaikan hak beliau?" Sayyidina Umar menjawab: "Tidak, karena sesungguhnya ibumu membuatmu demikian, sedangkan ibumu mengangan-angankan kelanggengan hidupmu, padahal engkau melakukan demikian dan mengangan-angankan perphsahan dengannya!".

Silaturrahim

Rasulullah saw bersabda:
مَنْ سَرَّهُ اَنْ يُمَدَّ لَهُ فِى عُمُرِهِ وَيُوْسَعَ لَهُ فِىْ رِزْقِهِ فَلْيَـتَّقِ اللهَ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Barangsiapa yang senang untuk dipanjangkan umurnya dan dilapangkan rezekinya, hendaklah bertakwa kepada Allah dan bersilaturrahim.
Rasulullah saw bersabda:
صَنَائِعُ الْمَعْرُوْفِ تَقِى مَصَارِعَ السُّوْءِ . وَصَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ جَلَّ وَعَلَى . وَصِلَةُ الرَّحِمِ تَزِيْدُ فِى الْعُمْرِ
Perbuatan baik dapat menghindarkan kematian yang buruk. Sedekah yang tidak ditonjolkan dapat memadamkan kemarahan Tuhan Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi. Dan silaturrahim dapat menambah panjang umur.

Berbudi pekerti yang baik

Sebagian ulama mengumpulkan tanda-tanda dari budi pekerti yang baik, yaitu:
  • Banyak rasa malu kepada Allah.
  • Sedikit perbuatan yang menyakiti orang lain.
  • Banyak berbuat kemaslahatan.
  • Jujur lisan.
  • Sedikit bicara.
  • Banyak amal.
  • Sedikit kesalahan.
  • Sedikit perbuatan yang berlebihan.
  • Berbuat kebajikan.
  • Mudah bergaul.
  • Tenang, berwibawa, dan terhormat.
  • Sabar.
  • Suka bersyukur.
  • Berhati rela.
  • Penyantun.
  • Senang berteman.
  • Bersikap perwira.
  • Penyayang.
  • Tak suka melaknat.
  • Tak suka memaki.
  • Tak suka mengadu domba.
  • Tak suka menggunjing (ngrasani-Jw.) orang lain.
  • Tidak tergesa-gesa.
  • Tidak pendendam.
  • Tidak bakhil.
  • Tak suka hasud.
  • Banyak senyum.
  • Periang.
  • Mencintai, membenci, rela, dan marah karena Allah.