Kamis, 10 Januari 2013

Cabang iman Yg Ke-6 s/d 9

 -----------------------------------

Cabang iman Yg Ke-6 s/d 9

 ==========================
Cabang iman Yg Ke-6 s/d 9:
وَالْبَعْثِ وَالْقَدَرِ الْجَلِيْلِ وَجِمْعِنَا * فِي مَحْشَرٍ فِيهِ الْخَلاَئِقُ تَحَشَمُ
Dan (beriman) kepada: kebangkitan, qadar dari Yang Maha Agung, dan kumpul kita di Padang Mahsyar yang di situ para makhluk merasa malu (sehingga pucat mukanya).

Beriman kepada kebangkitan orang mati

Kita wajib beriman bahwa sesungguhnya Allah swt akan membangkitkan atau menghidupkan semua makhluk yang sudah mati, baik yang dikubur, mati tenggelam, atau sebab lainnya. Menurut pendapat yang disepakati oleh seluruh ulama, yang dibangkitkan adalah wujud dari badan dan bukan yang semisal dari badan ini. Dalam surat at-Taghabun ayat 7 Allah swt berfirman:
زَعَمَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا اَنْ لَنْ يُبْعَثُوْا قُلْ بَلَى وَرَبِّى لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ
Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Yang demikian adalah mudah bagi Allah.

Beriman kepada qadar

Kita harus yakin bahwa Allah swt mewujudkan segala sesuatu sesuai dengan pengetahuan Allah yang telah mendahuluinya. Semua perbuatan makhluk adalah sesuai dengan ketentuan Allah Ta'ala. Oleh karena itu sepatutnyalah bagi manusia untuk rela terhadap keputusan-Nya.
Syekh Afifuddin az-Zahid menceritakan bahwa sewaktu berada di Mesir beliau mendengar sesuatu yang terjadi di Baghdad tentang pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap kaum muslimin. Kota Baghdad hancur, selama tiga setengah tahun tidak mempunyai pemerintahan. Juga tentang perbuatan orang-orang kafir mengalungkan mushaf al-Quran pada leher-leher anjing, membuang kitab karangan para ulama ke sungai sehingga menjadi seperti jembatan yang dapat dilalui oleh kuda mereka. Syekh Afifuddin az-Zahid mengingkari hal tersebut dan bertanya kepada Allah swt, "Wahai Tuhanku, bagaimana hal ini dapat terjadi, sedangkan di antara kaum muslimin yang dibunuh itu terdapat anak-anak dan orang-orang yang tidak berdosa?"
Pada waktu tidur Syekh Afifuddin az-Zahid bermimpi melihat seorang laki-laki yang membawa sebuah tulisan, lalu beliau ambil. Tulisan tersebut berbunyi:
دَعِ الإِعْتِرَاضَ فَمَا الأَمْرُ لَـكَ * وَلاَ الْحُكْمُ فِى حَرَكَاتِ الْفَلَكِ
وَلاَ تَسْـأَلِ اللهَ عَنْ فِعْلِــهِ * فَمَنْ خَـاضَ لُجَّةَ بَحْـرٍ هَلَكَ
Tinggalkanlah menentang putusan Allah, karena urusan itu bukanlah milikmu; dan tiadalah hukum itu tergantung pada gerakan-gerakan bintang.
Janganlah engkau bertanya kepada Allah mengenai pekerjaan-Nya. Barang siapa yang mengarungi gelombang lautan niscaya dia akan binasa.

Beriman bahwa semua makhluk sesudah dibangkitkan dari kubur akan digiring ke Padang Mahsyar, yaitu tempat pemberhentian mereka pada hari kiamat

Padang Mahsyar adalah tanah putih, berupa lembah datar, sama sekali tiada bengkokannya, tak ada bukit tempat orang dapat bersembunyi di belakangnya, tak ada jurang tempat merendahkan pandangan, kecuali sebuah padang luas yang sama sekali tak ada perbedaannya. Manusia akan dihalau ke Padang Mahsyar secara berombongan, sesuai tingkatannya. Di antara mereka ada yang:
  • naik kendaraan, yaitu orang yang bertakwa,
  • berjalan dengan kedua kakinya, yaitu orang yang sedikit amalnya,
  • berjalan dengan mempergunakan mukanya, yaitu orang-orang kafir.
Dari tempat pemberhentian ini, manusia diberangkatkan ke surga atau neraka. Mereka akan melalui titian atau jembatan. Dalam meniti jembatan, menurut Syeikh Muhammad al-Hamdani umat Nabi Muhammad saw terbagi menjadi tujuh macam:
  1. Orang siddiq, yang akan meniti secepat kilat.
  2. Orang alim, yang akan meniti secepat angin yang kencang.
  3. Para wali abdal, yang akan meniti secepat burung terbang dalam satu saat yang sebentar.
  4. Orang yang mati syahid, yang akan meniti secepat kuda balap dalam waktu setengah hari.
  5. Orang yang mati pada saat menunaikan ibadah haji, yang akan meniti dalam waktu satu hari penuh.
  6. Orang yang taat, yang akan meniti dalam waktu satu bulan.
  7. Orang yang maksiat, yang meletakkan kaki mereka di atas titian, sedangkan dosa mereka diletakkan di atas punggung.
Ketika mereka lewat, neraka Jahanam mendatangi untuk membakar mereka. Kemudian neraka Jahanam melihat cahaya iman di hati mereka, lalu berkata:
"Lewatlah wahai orang mukmin, karena sesungguhnya cahaya imanmu memadamkan kobaran apiku!"
Di Padang Mahsyar, para makhluk pucat mukanya dan malu karena amal jelek mereka akan dibeberkan di hadapan Allah swt. Setiap orang akan sibuk dengan urusannya sendiri dengan memasukkan jari-jari tangan kanannya ke sela-sela jari tangan kirinya. Keadaan mereka tersebar seperti belalang yang tersebar di bumi. Masing-masing orang dapat saling melihat keluarganya dan dapat saling mengenal, akan tetapi tidak berbicara. Mereka berjalan di Padang Mahsyar tidak beralas kaki dan dalam keadaan telanjang bulat, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:
يُبْعَثُ النَّاسُ حُفَاةً عُرَاةً غَرْلاً قَدْ اَلْجَمَهُمُ الْعِرْقُ وَبَلَغَ شُحُوْمَ الآذَانِ
Manusia akan dibangkitkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang bulat, lagi tidak berkhitan. Keringat telah mengendalikan mereka dan keringat tersebut sampai di daun telinga.

Cabang iman 9 disebutkan dalam bait syair:
وَبِاَنَّ مَرْجِعَ مُسْـلِمٍ لِجِنَـانِهِ * وَبِاَنَّ مَرْجِـــعَ كَافِرٍ لِجَهَنَّمُ
Dan beriman bahwa sesungguhnya tempat kembali orang muslim adalah surganya, dan bahwa sesungguhnya tempat kembali orang kafir adalah neraka Jahanam".

Beriman bahwa sesungguhnya surga adalah tempat tinggal yang kekal bagi orang muslim; sedangkan neraka Jahanam adalah tempat tinggal yang kekal bagi orang kafir

Orang muslim adalah orang yang mati dalam keadaan beragama Islam, meskipun sebelumnya kafir. Orang-orang yang berbuat maksiat dapat tergolong orang muslim, sehingga tempat kembali dan tempat mereka yang kekal adalah surga. Jika mereka dimasukkan ke dalam neraka, mereka tidak kekal di dalamnya. Bahkan siksaan mereka tidak langgeng selama di dalam neraka; karena setelah masuk ke dalam neraka mereka akan mati sekejap yang hanya diketahui ukurannya oleh Allah swt dan mereka tidak hidup sehingga keluar dari neraka. Mati di sini maksudnya bahwa mereka itu tidak dapat merasakan siksa, dan bukan mati dengan keluar nyawa dari tubuhnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan orang kafir di sini ialah orang yang mati dalam keadaan kafir, meskipun dia hidup sepanjang umurnya dalam keadaan beriman. Termasuk juga orang yang sungguh-sungguh mempergunakan akal fikirannya, akan tetapi tidak dapat sampai kepada kebenaran sejati; sementara ia meninggalkan taklid yang diwajibkan baginya.
Anak-anak orang musyrik tidak termasuk kafir, bahkan mereka di dalam surga, menurut pendapat yang benar. Dalam hal kafir tidak ada perbedaan antara manusia dan jin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar