-----------------------------------
Cabang iman Yg Ke-6 s/d 9
==========================
Cabang iman Yg Ke-6 s/d 9:
وَالْبَعْثِ وَالْقَدَرِ الْجَلِيْلِ وَجِمْعِنَا * فِي مَحْشَرٍ فِيهِ الْخَلاَئِقُ تَحَشَمُ
Dan (beriman) kepada: kebangkitan, qadar dari Yang Maha Agung, dan
kumpul kita di Padang Mahsyar yang di situ para makhluk merasa malu
(sehingga pucat mukanya).
Beriman kepada kebangkitan orang mati
Kita wajib beriman bahwa sesungguhnya Allah swt akan membangkitkan atau
menghidupkan semua makhluk yang sudah mati, baik yang dikubur, mati
tenggelam, atau sebab lainnya. Menurut pendapat yang disepakati oleh
seluruh ulama, yang dibangkitkan adalah wujud dari badan dan bukan yang
semisal dari badan ini. Dalam surat at-Taghabun ayat 7 Allah swt berfirman:
زَعَمَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا اَنْ لَنْ يُبْعَثُوْا قُلْ بَلَى وَرَبِّى
لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللهِ
يَسِيْرٌ
Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan
dibangkitkan. Katakanlah: "Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar
kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan". Yang demikian adalah mudah bagi Allah.
Beriman kepada qadar
Kita harus yakin bahwa Allah swt mewujudkan segala sesuatu sesuai dengan
pengetahuan Allah yang telah mendahuluinya. Semua perbuatan makhluk
adalah sesuai dengan ketentuan Allah Ta'ala. Oleh karena itu
sepatutnyalah bagi manusia untuk rela terhadap keputusan-Nya.
Syekh Afifuddin az-Zahid menceritakan bahwa sewaktu berada di Mesir
beliau mendengar sesuatu yang terjadi di Baghdad tentang pembunuhan yang
dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap kaum muslimin. Kota Baghdad
hancur, selama tiga setengah tahun tidak mempunyai pemerintahan. Juga
tentang perbuatan orang-orang kafir mengalungkan mushaf al-Quran pada
leher-leher anjing, membuang kitab karangan para ulama ke sungai
sehingga menjadi seperti jembatan yang dapat dilalui oleh kuda mereka.
Syekh Afifuddin az-Zahid mengingkari hal tersebut dan bertanya kepada
Allah swt, "Wahai Tuhanku, bagaimana hal ini dapat terjadi, sedangkan di
antara kaum muslimin yang dibunuh itu terdapat anak-anak dan
orang-orang yang tidak berdosa?"
Pada waktu tidur Syekh Afifuddin az-Zahid bermimpi melihat seorang
laki-laki yang membawa sebuah tulisan, lalu beliau ambil. Tulisan
tersebut berbunyi:
دَعِ الإِعْتِرَاضَ فَمَا الأَمْرُ لَـكَ * وَلاَ الْحُكْمُ فِى حَرَكَاتِ الْفَلَكِ
وَلاَ تَسْـأَلِ اللهَ عَنْ فِعْلِــهِ * فَمَنْ خَـاضَ لُجَّةَ بَحْـرٍ هَلَكَ
وَلاَ تَسْـأَلِ اللهَ عَنْ فِعْلِــهِ * فَمَنْ خَـاضَ لُجَّةَ بَحْـرٍ هَلَكَ
Tinggalkanlah menentang putusan Allah, karena urusan itu bukanlah
milikmu; dan tiadalah hukum itu tergantung pada gerakan-gerakan bintang.
Janganlah engkau bertanya kepada Allah mengenai pekerjaan-Nya. Barang
siapa yang mengarungi gelombang lautan niscaya dia akan binasa.
Beriman bahwa semua makhluk sesudah dibangkitkan dari kubur akan digiring ke Padang Mahsyar, yaitu tempat pemberhentian mereka pada hari kiamat
Padang Mahsyar adalah tanah putih, berupa lembah datar, sama sekali
tiada bengkokannya, tak ada bukit tempat orang dapat bersembunyi di
belakangnya, tak ada jurang tempat merendahkan pandangan, kecuali sebuah
padang luas yang sama sekali tak ada perbedaannya. Manusia akan dihalau
ke Padang Mahsyar secara berombongan, sesuai tingkatannya. Di antara
mereka ada yang:
- naik kendaraan, yaitu orang yang bertakwa,
- berjalan dengan kedua kakinya, yaitu orang yang sedikit amalnya,
- berjalan dengan mempergunakan mukanya, yaitu orang-orang kafir.
Dari tempat pemberhentian ini, manusia diberangkatkan ke surga atau
neraka. Mereka akan melalui titian atau jembatan. Dalam meniti jembatan,
menurut Syeikh Muhammad al-Hamdani umat Nabi Muhammad saw terbagi
menjadi tujuh macam:
- Orang siddiq, yang akan meniti secepat kilat.
- Orang alim, yang akan meniti secepat angin yang kencang.
- Para wali abdal, yang akan meniti secepat burung terbang dalam satu saat yang sebentar.
- Orang yang mati syahid, yang akan meniti secepat kuda balap dalam waktu setengah hari.
- Orang yang mati pada saat menunaikan ibadah haji, yang akan meniti dalam waktu satu hari penuh.
- Orang yang taat, yang akan meniti dalam waktu satu bulan.
- Orang yang maksiat, yang meletakkan kaki mereka di atas titian, sedangkan dosa mereka diletakkan di atas punggung.
Ketika mereka lewat, neraka Jahanam mendatangi untuk membakar mereka.
Kemudian neraka Jahanam melihat cahaya iman di hati mereka, lalu
berkata:
"Lewatlah wahai orang mukmin, karena sesungguhnya cahaya imanmu memadamkan kobaran apiku!"
Di Padang Mahsyar, para makhluk pucat mukanya dan malu karena amal jelek
mereka akan dibeberkan di hadapan Allah swt. Setiap orang akan sibuk
dengan urusannya sendiri dengan memasukkan jari-jari tangan kanannya ke
sela-sela jari tangan kirinya. Keadaan mereka tersebar seperti belalang
yang tersebar di bumi. Masing-masing orang dapat saling melihat
keluarganya dan dapat saling mengenal, akan tetapi tidak berbicara.
Mereka berjalan di Padang Mahsyar tidak beralas kaki dan dalam keadaan
telanjang bulat, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:
يُبْعَثُ النَّاسُ حُفَاةً عُرَاةً غَرْلاً قَدْ اَلْجَمَهُمُ الْعِرْقُ وَبَلَغَ شُحُوْمَ الآذَانِ
Manusia akan dibangkitkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang
bulat, lagi tidak berkhitan. Keringat telah mengendalikan mereka dan
keringat tersebut sampai di daun telinga.
Cabang iman 9 disebutkan dalam bait syair:
وَبِاَنَّ مَرْجِعَ مُسْـلِمٍ لِجِنَـانِهِ * وَبِاَنَّ مَرْجِـــعَ كَافِرٍ لِجَهَنَّمُ
Dan beriman bahwa sesungguhnya tempat kembali orang muslim adalah
surganya, dan bahwa sesungguhnya tempat kembali orang kafir adalah
neraka Jahanam".
Beriman bahwa sesungguhnya surga adalah tempat tinggal yang kekal bagi orang muslim; sedangkan neraka Jahanam adalah tempat tinggal yang kekal bagi orang kafir
Orang muslim adalah orang yang mati dalam keadaan beragama Islam,
meskipun sebelumnya kafir. Orang-orang yang berbuat maksiat dapat
tergolong orang muslim, sehingga tempat kembali dan tempat mereka yang
kekal adalah surga. Jika mereka dimasukkan ke dalam neraka, mereka tidak
kekal di dalamnya. Bahkan siksaan mereka tidak langgeng selama di dalam
neraka; karena setelah masuk ke dalam neraka mereka akan mati sekejap
yang hanya diketahui ukurannya oleh Allah swt dan mereka tidak hidup
sehingga keluar dari neraka. Mati di sini maksudnya bahwa mereka itu
tidak dapat merasakan siksa, dan bukan mati dengan keluar nyawa dari
tubuhnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan orang kafir di sini ialah orang yang mati
dalam keadaan kafir, meskipun dia hidup sepanjang umurnya dalam keadaan
beriman. Termasuk juga orang yang sungguh-sungguh mempergunakan akal
fikirannya, akan tetapi tidak dapat sampai kepada kebenaran sejati;
sementara ia meninggalkan taklid yang diwajibkan baginya.
Anak-anak orang musyrik tidak termasuk kafir, bahkan mereka di dalam
surga, menurut pendapat yang benar. Dalam hal kafir tidak ada perbedaan
antara manusia dan jin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar